XtGem Forum catalog

 

PAHALA YANG MENGALIR

‘Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada jalan Allah dan beramal shaleh, lalu berkata sesungguhnya aku ini adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah? (QS. Fushshilat/41:33)

  Dakwah sesungguhnya adalah aktivitas rutin yang seharusnya menjadi bagian hidup orang-orang mukmin. Sebab hanya dengan dakwah manusia akan tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. Tanpa adanya dakwah dapat dipastikan bahwa dunia ini akan mengalami kekacauan dan ketidakberesan. Ibarat menaiki sebuah kapal, apabila ada penumpang kapal yang berbuat anarkhis (kemunkaran), lalu tidak ada yang mengingatkan dan  mencegahnya, maka apabila kapal itu rusak, bukan hanya yang berbuat dlalim saja yang celaka, tetapi seluruh penumpang kapal (termasuk yang shalih sekalipun) akan celaka.

  Dakwah merupakan usaha setiap mukmin agar manusia tetap selalu berada di jalan Allah (jalan kebenaran dan kebaikan), dengan menyeru untuk berbuat yang ma’ruf dan mencegah manusia dari berbuat kemunkaran.

Ayat di atas mengisyaratkan kepada kita akan mulianya orang-orang yang menyeru kepada kebaikan (jalan Allah/Islam). Sebab orang yang menyeru kebaikan adalah orang yang peduli dengan lingkungannya. Mereka tidak hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga mengajak orang lain agar bersama-sama dalam kebaikan dan keselamatan.

Firman Allah swt:

Artinya: “Dan hendaklah kalian khawatir dengan fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang dlalim di antara kamu saja. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaNya” (QS Al Anfal /8: 25)

 Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Mereka saling berwasiat untuk menepati kebenaran dan saling berwasiat untuk saling menetapi kesabaran (QS Al Ashr/103:1-3)

  Oleh karena itu kewajiban dakwah hendaknya menjadi prioritas dalam seluruh aktivitas hidup kita. Tentu yang dimaksud di sini bukan dakwah dalam arti sempit, yaitu ceramah atau menjadi muballigh. Semua aktivitas hidup kita, baik dalam bekerja di kantor, belajar di sekolah, di dalam rumah, di lingkungan perumahan,  di jalan atau di mana saja, dapat kita hiasi dengan nilai-nilai dakwah. Apabila aktivitas sehari-hari yang kita lakukan dalam rangka ibadah kepada Allah, niscaya ia akan bernilai dakwah. Apalagi kalau kemudian apa yang kita lakukan dapat menjadi contoh bagi orang lain, niscaya Allah akan menilainya sebai amal yang mulia. Misalnya dengan memberi contoh masuk kerja tepat waktu, berlaku jujur dalam menyusun anggaran (dan dalam segala hal), niscaya merupakan amalan yang berpahala di sisi Allah. Dan itu merupakan bagian dari aktivitas dakwah.

Firman Allah swt:

Artinya: Ajaklah manusia kepada jalan (agama) Tuhanmu dengan penuh hikmah dan nasehat yang baik…(QS. An Nahl/16: 125)

  Apabila seorang mukmin mampu berbuat kebaikan dan kebaikan yang ia lakukan menjadi contoh perilaku yang baik bagi masyarakat sekitarnya, maka Allah swt akan membalas kebaikan yang ia lakukan dan mendapat pahala dari kebaikan orang-orang yang mengikutinya.

Sabda Rasulullah saw:

Barang siapa memulai memberi contoh amal kebaikan di dalam Islam, maka ia akan mendapat pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikuti amal itu sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR. Muslim)

Hadits di atas berkaitan dengan kisah yang diceritakan oleh Abu Amr Jarir ibnu Abdullah ra. Ketika itu para sahabat berada di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang sekelompok orang yang tidak berpakaian lengkap, maka berubahlah wajah Rasulullah swa seketika melihat penderitaan mereka, sampai akhirnya beliau berkhutbah, antara lain: hendaklah sesorang itu bersedekah dari uang dinarnya dan dari dirhamnya, dari pakaiannya, dan gantangan gandumnya dan kurmanya, -hingga beliau bersabda-, dan meskipun dengan separuh biji kurma. Maka datanglah seorang Anshar dengan membawa pundi-pundi besar hampir tidak kuat mengangkatnya, bahkan benar-benar tidak kuat. Kemudian orang-orang saling  mengikuti, hingga sahabat itu melihat dua tumpukan makanan dan pakaian. Lalu rasulullah saw bersabda sebagaimana di atas.

Oleh karena itu, apa pun posisi kita, siapapun diri kita, hendaknya mampu “berdakwah” dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi orang lain, dan mudah-mudahan  apa yang kita lakukan bisa diikuti orang lain. 

  Jika seseorang mengamalkan kebaikan lalu kebaikannya diikuti oleh orang lain mendapat balasan yang sedimikian rupa, apatah lagi apabila orang mau berdakwah menyeru kepada kebaikan dan amal shalih, niscaya Allah akan memberikan balasan kebaikan bagi yang mau melakukannya.

Rasulullah bersabda:

Dari Abu Mas’ud Uqbah ibn Amr al Anshari al Badri ra, berkata, Rasulullah saw bersabda: Barang siapa menunjukkan kepada satu kebaikan maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala yang melakukannya. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa mengajak kepada hidayah maka ia berhak memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. (HR. Muslim) 

  Oleh karena itu, seorang takmir/imam masjid yang mengelola dan memakmurkan masjid dengan baik, ia akan mendapat pahala dari apa yang dilakukannya, dan pahala jamaah yang mengikutinya. Seorang ketua RT yang memimpin lingkungannya dengan aktivitas yang baik (misalnya dengan gerakan kebersihan, dll), ia akan mendapatkan pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya. Seorang manajer yang mengelola perusahaan dengan nilai-nilai Islami, maka ia akan mendapatkan pahala dari usahanya, dan pahala orang-orang yang menyertainya. Dan seterusnya, seorang pejabat eksekutif maupun anggota legeslatif  yang jujur dan  “melahirkan” peraturan perundangan-undangan yang Islami, maka ia akan mendapatkan pahala dari “perjuangannya” dan pahala orang-orang yang menerima dan mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Misalnya, seorang manajer perusahaan, menggagas untuk “memotong” gaji karyawannya sebanyak 2.5% untuk kepentingan zakat mal dan dikelola secara profesional dan penuh tanggung jawab, maka apabila disetujui dan kemudian dilaksanakan dengan baik, ia akan mendapatkan pahala dari gagasannya dan pahala orang yang menyetujui dan mengamalkan gagasannya tersebut.

  Dengan demikian, sesungguhnya bagi seorang muslim “amat mudah” baginya untuk menggapai keridloaan Allah. Sebab dunia baginya adalah ladang amal untuk menanam benih-benih kebaikan demi kebahagiaan hidup, dunia dan akhiratnya, baik bagi dirinya sendiri maupun sesamanya.

“Seberuntung-beruntung orang, adalah orang yang telah meninggal, tetapi tidak mati amal kebaikannya”

Wallahu a’lam.

Sumber : Asy Syauqy blogspot com